Akibat gempa 6,5 skala richter (SR) yang terjadi pada Sabtu
(25/1) lalu, membuat SD Negeri Tumiyang 3 Kecamatan Pekuncen Banyumas
Jawa Tengah memindahkan kegiatan belajar mengajar para siswanya. Siswa
kini terpaksa belajar di rumah penduduk dan balai pertemuan warga.
Sebelum
kegiatan belajar mengajar dimulai, beberapa warga, anggota TNI dari
Korem 071 Wijayakusuma dan pihak sekolah sempat memindahkan beberapa
alat keperluan untuk kegiatan sekolah. Selain itu, personel TNI juga
menggelar kerja bakti di sekolah tersebut.
Menurut Kepala SD
Negeri Tumiyang 3, B Sugeng Margono, pihaknya sempat khawatir lantaran
balok cor-coran yang digunakan untuk menyangga atap di bagian atas
terlihat retak. "Itu saja terlihat atapnya tidak rata," ungkapnya, Senin
(27/1).
Diakuinya, setelah gempa terjadi, dia sempat memeriksa
kondisi bangunan gedung sekolahnya. Dia melihat beberapa eternit di
dalam kelas jatuh, kemudian saat memeriksa bagian palang cor-coran
terlihat ada retakan.
"Kami tidak mau mengambil risiko, karena
itu kami berkoordinasi dengan warga untuk memindahkan kegiatan belajar
mengajar di beberapa rumah warga yang ada, " jelasnya.
Saat ini
tercatat 129 siswa SD Negeri Tumiyang 3 melakukan kegiatan belajar
mengajar di beberapa tempat terpisah. Margono menjelaskan untuk kelas
1,2 dan 5 dilaksanakan di rumah warga. "Sedangkan untuk kelas 4 dan
kelas 6 dilaksanakan di balai pertemuan warga yang berada di dekat sini.
Sedangkan kelas 3 kami tempatkan di perpustakaan dekat gedung PAUD,"
ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dusun 3 Desa Tumiyang, Casum
mengatakan sejak Sabtu lalu, pihak sekolah sudah berkoordinasi dengan
warga. "Kami sepakat untuk pemindahan kegiatan belajar mengajar, sampai
bangunan bisa difungsikan lagi sesuai kebutuhan," jelasnya.
Desa Tumiyang
Senin, 27 Januari 2014
Rumah rusak akibat gempa Kebumen
Sedikitnya 93 rumah di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, mengalami
kerusakan akibat gempa berkekuatan 6,5 skala Richter (SR), Sabtu pukul
12.14 WIB. Gempa itu berasal dari perairan dekat Kebumen, yang juga
dirasakan di daerah-daerah selatan Jawa Tengah, juga Yogyakarta, dan
pesisir Jawa Barat.
"Berdasarkan pantauan kami, gempa tersebut
mengakibatkan kerusakan rumah warga dan bangunan di Kecamatan Pekuncen
dan Karanglewas," kata Kepala Bagian Humas dan Protokol Sekretariat
Daerah Banyumas Ahmad Suryanto saat mendampingi Bupati Banyumas Achmad
Husein yang sedang melakukan peninjauan di lokasi gempa di Banyumas,
Sabtu (25/1/2014).
Lebih lanjut, dia mengatakan, gempa yang mengguncang Kecamatan Pekuncen mengakibatkan 48 rumah di Desa Karangklesem mengalami kerusakan, empat di antaranya roboh.
Selain itu, kata dia, gempa juga merusak 25 rumah di Desa Tumiyang, 16 rumah di Desa Pasiraman Lor, tiga rumah di Desa Candinegara, dan tiga rumah di Desa Cikembulan.
"Bahkan, gempa juga merobohkan bangunan masjid di Desa Pasiraman Lor dan Desa Kranggan," lanjutnya.
Di Kecamatan Karanglewas, tambahnya, gempa mengakibatkan dua rumah di Desa Sunyalangu dan satu rumah di Desa Babakan mengalami kerusakan.
"Hingga saat ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyumas bersama Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi serta dibantu Tim SAR Linmas masih melakukan pendataan dan memberikan bantuan kepada korban gempa. Tidak ada korban jiwa akibat gempa tersebut," jelas Suryanto.
Menurut dia, Pemerintah Kabupaten Banyumas melalui BPBD akan memberikan bantuan berupa bahan bangunan kepada warga yang rumahnya mengalami kerusakan akibat gempa.
Selain itu, sambungnya, Dinsosnakertrans akan memberikan bantuan bahan makanan, seperti beras, minyak goreng, gula, dan mi instan.
Sementara itu, Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi Cilacap Teguh Wardoyo mengatakan, lokasi gempa tersebut berada di 8,48 derajat lintang selatan dan 109,17 derajat bujur timur atau 104 kilometer barat daya Kebumen dengan kedalaman 48 kilometer.
"Gempa tersebut tidak berpotensi tsunami. Gempa susulan kemungkinan masih akan terjadi," ucap Teguh.
Sumber : liputan6.com
Berita Terkait
Lebih lanjut, dia mengatakan, gempa yang mengguncang Kecamatan Pekuncen mengakibatkan 48 rumah di Desa Karangklesem mengalami kerusakan, empat di antaranya roboh.
Selain itu, kata dia, gempa juga merusak 25 rumah di Desa Tumiyang, 16 rumah di Desa Pasiraman Lor, tiga rumah di Desa Candinegara, dan tiga rumah di Desa Cikembulan.
"Bahkan, gempa juga merobohkan bangunan masjid di Desa Pasiraman Lor dan Desa Kranggan," lanjutnya.
Di Kecamatan Karanglewas, tambahnya, gempa mengakibatkan dua rumah di Desa Sunyalangu dan satu rumah di Desa Babakan mengalami kerusakan.
"Hingga saat ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyumas bersama Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi serta dibantu Tim SAR Linmas masih melakukan pendataan dan memberikan bantuan kepada korban gempa. Tidak ada korban jiwa akibat gempa tersebut," jelas Suryanto.
Menurut dia, Pemerintah Kabupaten Banyumas melalui BPBD akan memberikan bantuan berupa bahan bangunan kepada warga yang rumahnya mengalami kerusakan akibat gempa.
Selain itu, sambungnya, Dinsosnakertrans akan memberikan bantuan bahan makanan, seperti beras, minyak goreng, gula, dan mi instan.
Sementara itu, Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi Cilacap Teguh Wardoyo mengatakan, lokasi gempa tersebut berada di 8,48 derajat lintang selatan dan 109,17 derajat bujur timur atau 104 kilometer barat daya Kebumen dengan kedalaman 48 kilometer.
"Gempa tersebut tidak berpotensi tsunami. Gempa susulan kemungkinan masih akan terjadi," ucap Teguh.
Sumber : liputan6.com
SD N 3 Tumiyang rusak akibat gempa Kebumen
Akibat gempa 6,2 SR di Kebumen, Sabtu (25/1), bangunan SDN III Tumiyang Kecamatan Pekuncen Banyumas Jawa Tengah rusak. Sebanyak 119 siswa terpaksa belajar di rumah warga. Karena tempatnya sempit, para siswa harus berdesak-desakan.
"Di sini pengap dan panas, pinginnya ruang kelas cepet selesai diperbaiki biar bisa segera belajar di kelas," kata Rifki, siswa kelas 5 SD Negeri III Tumiyang yang belajar di rumah warga berukuran 3x4 meter dan ditempati 25 siswa itu, Senin (27/1/2014).
Kepala Sekolah SD Negeri III Tumiyang Bertus Sugeng Margono mengatakan terdapat 4 ruang kelas di sekolah tersebut. Tiga di antaranya mengalami kerusakan seperti plafon kelas yang jebol dan konstruksi bangunan yang bergeser. Ruang kelas tersebut biasa digunakan oleh siswa kelas 3, 4, 5 dan 6.
"Para siswa kita ungsikan. Para siswa belajar di rumah warga, balai karya dan perpustakaan," ujarnya.
Dia menjelaskan, karena jumlah ruangan yang terbatas, para siswa harus belajar bergantian. Seperti kelas 1 yang berjumlah 17 siswa dan kelas 2 yang berjumlah 13 siswa harus belajar bergantian. Kemudian kelas 3 terdapat 16 siswa, kelas 4 terdapat 24 siswa, kelas 5 terdapat 25 siswa dan kelas 6 terdapat 24 siswa.
"Mereka terpaksa belajar di rumah warga hingga bangunan sekolah selesai diperbaiki," jelasnya.
Puluhan anggota TNI yang tiba di lokasi langsung membersihkan ruang kelas yang rusak. Mereka juga mengeluarkan bangku serta meja belajar agar proses perbaikan dapat segera dilakukan.
Sumber : detik.com tribunnews.com
Rabu, 16 Oktober 2013
Selasa, 23 Juli 2013
Desa Tumiyang
Desa Tumiyang, nama desa yang aneh yang sampai sekarang saya belum tau sejarah berdirinya desa ini dan mengapa dinamakan desa Tumiyang,
Langganan:
Postingan (Atom)